JANGAN TINGGALKAN AKU IBU


JANGAN TINGGALKAN AKU IBU

Oleh: Eky Andie Firmansyah

Fajar sudah menyingsing dan mentari sebentar lagi akan menampakan wajahnya dari ufuk timur.
Udara begitu sejuk. Azan subuh baru saja berkumandang dari Masjid Al-Munawaroh.

Dalam keheningan itu semua makhluk bertasbih memuji Tuhannya,
pohon-pohon, rumput, gemercik air di pancuran,
kabut pagi yang turun dari gunung, dan tak terkecuali seekor anjing yang masih tidur mendengkur di halaman rumah majikannya.
Semuanya bertasbih memuji dan mengagungkan asma llahi.

Kini seorang Remaja sedang tersungkur sujud di hadapan Sang Pencipta seru sekalian alam.
Dia begitu khusuk dalam tasbih dan do’anya.
Dalam hamparan sejadah ia memohon kepada Zat yang Maha Rahman untuk kebaikan dirinya di dunia dan akhirat,
juga kebaikan untuk nana ibunya yang sangat di cintainya.

Remaja itu tak lain adalah Eky,
seorang remaja yang berusaha untuk teguh memegang tali ajaran Allah di tengah kehidupan remaja yang mengarah kepada kehidupan yang sangat bebas dan jauh dari norma agama.

Selesai shalat, Eky melanjutkannya dengan wirid.
Ia begitu khusuk membacakannya.
Lafaz demi lafaz ia lafalkan dengan penuh penghayatan.
Ia merasa kerdil di hadapan Allah yang Maha Besar dan Maha Perkasa.
Butiran-butiran tasbih itu terus berputar mengikuti apa yang eky bacakan.
Selesai wiridan Eky Membaca al qur’an dengan murotal.
Bacaannya mengalun dengan indah bersama embun yang terus turun membasahi daun-daun diluar rumahnya. Entah mengapa ketika dirinya sedang membaca ayat-ayat suci ini hatinya bergetar luluh dan hatinya merasa sangat tenang.

Eky merasakan tak ada beban yang dalam dirinya,
bahkan ia merasa bahagia ketika hatinya menyatu bersama ayat-ayat yang dibacanya .

Saat khusuk membaca al-qur’an tiba-tiba Eky teringat akan Nana ibunya.
Dulu setelah sebelum atau setelah shalat subuh ibunya selalu melantunkan Al Qur’an dengan suara yang sangat khas.

Suara yang bisa menggetarkan hati seseorang yang bangga akan ayat-ayat yang merupakan mukjizat Rasulullah ini. kini Eky tidak lagi mendengar alunan indah itu.
Sudah 5 tahun Eky tidak mendengarnya.
setelah Nana ibunya pergi ke Arab Saudi untuk mengais Riyal disana.
Eky sadar kalau ia sedang membaca Qur’an, ia berusaha untuk khusuk membaca Al-qur’an.
Namun bayangan ibunya seakan menari-nari di atas ayat yang ia baca. Kemudian Eky mengakhiri bacaan Qur’annya, kemudian meletakanya di meja yang tak jauh dari sejadah yang didudukinya.

Ia masih duduk di atas sejadah dengan fikiran melayang , memikirkan Nana Ibunya.
Sejurus ia teringat saat-saat kepergian ibunya ke Arab Saudi. Andaikan ia bisa menahan kehendak ibunya ia akan mencegahnya.
Tapi rupannya tekad Nana ibunya sudah kuat hingga tak ada seorangpun yang bisa mencegahnya.

“Ibu harus Pergi kesana Eky,
Ibu ingin membangun Rumah yang bagus dan menyekolahkan kamu hingga kamu menjadi anak yang sukses dan bisa membaggakan ibu !”
itulah kata-kata terkahir yang diucapakan Nana Ibunya sebelum pergi.

Dalam lamunannya Eky teringat akan kejadian yang sangat menyedihkan.
Kejadian yang apabila diingat akan membuat hati tersayat.
Yaitu saat terakhir Ayahnya menceraikan ibunya.
Ketika itu ayahnya datang dengan membawa seorang perempuan gatal yang katanya mau dinikahinya.
Ayahnya yang kerjaanya judi dan main perempuan lalu menceraikan ibunya talak tiga di hadapan perempuan gatal itu. Kemudian pergi membawa perhiasan milik ibunya Eky hasil simpanan selama beberapa tahun dari hasil usahanya berjualan krupuk kulit.

Ayahnya tidak seperakpun memberi uang untuk membeli perhiasan itu. Karena kalau punya uangpun ayahnya selalu menggunakannya untuk main judi, munum-minuman keras, dan bersenang-senang dengan perempuan murahan.
Tak beberapa lama setelah Nana ibunya pergi ke Arab Saudi,
ayahnya tabrakan dengan sebuah bis saat membonceng Perempuan murahan itu hingga keduanya meninggal dunia.

Eky sangat membenci ayahnya, karena dialah yang yang membuat dirinya tersiksa. Juga membuat ibunya sakit hati.
Tak ada sedikitpun kasih sayang yang diberikan ayahnya. Makanya ketika ayahnya masih hidup Eky tak merasa memiliki Ayah.
Tapi ia berfikir lagi.
Tak ada gunanya ia membenci ayahnya. Apalagi sekarang ayahnya sudah tiada. Ia hanya berdo’a agar semua kesalahan dan dosa ayahnya diampuni Allah, Zat yang Maha pengampun.
Ia juga hanya bisa berdo’a semoga kehidupannya lebih baik dan mendapat kenikmatan dan bimbingan Allah.

Tak terasa air matanya meleleh,
Eky tak kuasa membendung air matanya yang mau tumpah.
Hingga akhirya air mata itu mengalir deras dan beranak sungai.
Bayangan Nana ibunya selalu ada dalam benaknya. Ia semakin rindu dengan ibunya.

Rasa cemas, kangen, dan was-was menyatu menjadi satu terkumpul dalam hatinya.
Apalagi akhir-akhir ini media banyak memberitakan tentang kekejaman-kekejaman majikan-majikan TKW di Arab Saudi.
Ada yang di perkosa, di setrika, di siram air panas dan ada yang di perkosa akhirnya dibunuh.
Bahkan yang paling kejam lagi ada yang di hukum pancung dengan alasan pembunuhan.
Seketika itu hatinya merinding penuh kecemasan.
Sesekali hatinya merasa lega saat 2 bulan terakhir menghubunginya lewat telepon. Nana Ibunya bilang beliau mempunyai majikan yang sangat baik. Majikannya itu keluarga yang taat beragama.
Beliau juga mengatakan bahwa baru-baru ini ia melaksanakan umrah bersama keluarga majikannya. Maklum katanya majikannya itu sering Umrah sekeluarga.

“Alhamdulillah nak, majikan ibu baik sekali. Katanya ibu mau di hajikan nanti saat akan pulang ke Tanah Air. Do’akan saja ya”

“Ya Syukur bu, terus kapan ibu pulang ke Indonesia?”

“Nanti kalau kamu sudah bisa kuliah, Sekarang kamu kan sudah kelas tiga SMA. Sebentar lagi keluar, cari Perguruan Tinggi yang bagus dan cocok buat kamu ya!”

“Insyaallah, mohon doa restunya bu, Emang ibu nggak kangen sama Eky dan juga nenek?
Jujur Eky kangen sekali sama ibu.
Eky ingin pas perpisahan nanti ibu hadir kesekolah Eky.
Lagi pula kita sudah punya rumah yang layak bu, jadi ibu nggak usah cari uang di Arab lagi.”

“Lho ibu kan sudah bilang, ibu akan pulang nanti kalau kamu sudah masuk kuliah,
kamu sabar ya nak. Kan tanggung, kontrak ibu 3 bulan lagi. Ibu juga mau ziarah dulu ke makam Rasulullah dan Shalat di Masjidil Haram dan juga Masjid Nabawi”

“Eky do’akan semoga tercapai bu,
Oh ya bu, eky mengikuti seleksi untuk mendapatkan beasiswa ke UGM, mohon do’anya ya bu!”

“Ibu selalu mendo’akanmu nak,
Eky.. maafkan semua kesalah ibu ya, Ibu banyak salah sama kamu”

“Nggak ada yang perlu di maafkan bu. Yang harus minta maaf Eky bu,
Eky yang selama ini selalu menyusahkan ibu”

“Ibu Ikhlas sayang ! yang penting kamu jadi anak yang Shaleh.
Awas jangan lupa shalat yang lima Waktu”

“Insyaallah bu”

Begitulah terakhir kali Eky berbicara dengan ibunya. Namun rasa leganya itu hilang dan berubah menjadi rasa cemas.
Apalagi media terus memberitakan kekerasan terhadap TKW di Arab Saudi. Bahkan kekerasan itu semakin banyak di temukan. Media memberitakan saat ini sudah ada 190 TKW yang meninggal akibat penganiayayaan majikan.
Dan lebih dari 200 TKW di ancam hukuman pancung.
Di tambah lagi dengan foto-foto mutilasi yang tersebar luas di telepon seluler yang di sebut-sebut sebagai sebagai salah satu TKW yang di bunuh majikanya.

Sungguh mengenaskan nasib orang itu. Mati dengan tubuh terpotong menjadi beberapa bagian layakanya sapi yang sudah di sembelih dan di cincang-cincang oleh tukang jagal.

Kini kekhawatiran Eky semakin bertambah. Apalagi sudah dua bulan lebih ibunya tak kunjung menghubungi. Biasanya hampir sebulan sekali ibunya selalu menghubunginya lewat telepon rumah milik majikan ibunya.
Maklum di beberapa tempat di Arab Saudi TKW tidak di perbolehkan membawa alat komunikasi. Apakah ibunya sakit, atau terlalu sibuk, atau bagaimana, atau jangan-jangan? Ada sejumlah pertanyaan dalam hatinya.

“Eky ! tadi nenek dengar kamu membaca Al-qur’an, kok sekarang nggak kedengaran suaranya? Kamu sudah mandi belum?
Lihat keluar ! sudah siang, hari ini kamu mau kesekolah kan?”

Tiba-tiba suara neneknya itu membuyarkan lamunan Eky. Kemudian ia menyeka air mata yang membasahi pipinya.
“Iya Nek !” sahutnya agak serak sambil membuka jendela kamarnya ternyata hari sudah siang.

Tanpa melihat jam ia langsung mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi.

Beberapa jam lagi ia akan bergelut dengan pelajaran demi mendapatkan ilmu untuk menyongsong masa depan.

***

Tiga bulan telah berlalu, Eky tidak mendapat kabar tentang ibunya.
Ia semakin cemas. Dan sampai sekarang media masih memberitakan kekejaman terhadap TKW di negeri yang kaya minyak bumi itu.

Bahkan Presiden Republik Indonesia memerintahkan untuk melakukan moratorium pengiriman TKI ke Arab Saudi.
Singkatnya seluruh Perusahaan penyaluran tenaga kerja dilarang megirimkan tenaga kerja kesana. Sementara itu Kedutaan Besar Republik Indonesia di Arab Saudi sibuk menangani TKI yang bermasalah. Terutama yang disiksa majikannya. Bahkan salah satu TV swasta menyiarkan berita bahwa sekitar 123 TKI terlantar di sebuah kolong jembatan di daerah Riyadh dengan kondisi yang memprihatinkan.
Bahkan ada yang sakit parah tak ada yang mengurus.

Semua kabar itu membuat Eky semakin cemas.
Ia tak akan tenang sebelum mendapat kabar tentang ibunya.
Berkali-kali ia hubungi nomor telepon yang pernah digunakan ibunya, namun sayang tidak pernah nyambung.
Hampir setiap hari Eky membuka Internet untuk mengetahui informasi tenaga kerja yang terancam hukum pancung.
Ia bahkan membaca dengan seksama setiap berita di internet yang mengenai berita tenaga kerja yang bernasib tidak beruntung. Ia takut seandainya ibunya ada dalam daftar orang itu.
Tetapi sampai sekarang di setiap data menyangkut tenaga kerja yang terancam hukuman pancung atau hukuman lainya yang ia baca tidak juga menemukan nama ibunya.

Namun semua itu tidak berarti membuat fikiran Eky menjadi tenang.
Bahkan ia berfikir jangan-jangan Nana ibunya bernasib jelek dan tidak di ketahui oleh pihak kedutaan.
Hingga tidak ada yang memberitakanya.

Ia semakin gelisah, ia belum siap harus kehilangan Nana,
ibu yang sangat di cintainya.
Ia hanya bisa berdo’a semoga ibunya baik-baik saja.

Hari itu adalah hari perpisahan Eky di sekolahnya. Sekarang dia sudah lulus dari bangku SMA dengan hasil yang sangat memuaskan. Ia berhasil menjadi peringkat pertama nilai Ujian Nasional tertinggi di kotanya.
Ia juga berhak mendapatkan beasiswa sejumlah Rp. 7 Juta dari Walikota setempat.
Selain itu ia juga terpilih sebagai calon Mahasiswa UGM yang mendapatkan beasiswa melalui jalur Bidik Misi dari Kementrian Pendidikan Nasional.

Dalam seleksi ini Eky terpillih sebagai salah satu dari 230 siswa SMA se-Indonesia yang mendapatkan Beasiswa ke Universitas tertua di Indonesia ini.
Eky berniat untuk mengambil jurusan Hubungan Luar Negeri. Ia ingin menjadi duta besar atau setidaknya bekerja di kedutaan Indonesia di luar negeri. Ia merasa terpanggil untuk menolong warga Indonesia yang kesulitan di luar negeri terutama para TKI di Arab Saudi. Ya ia ingin bekerja di Kedutaan Indonesia untuk Arab Saudi.

Sungguh hari itu Allah telah menganugrahkan 2 karunia sekaligus kepada eky.
Pertama ia berhasil mendapatkan beasiswa dari walikota. Dan kedua ia berhasil lolos seleksi Bidik Misi ke UGM.
Tak henti-hentinya ia mengucap syukur kepada Zat yang meninggikan. Bahkan ketika namanya terpampang lulus seleksi seketika ia tersungkur ke tanah sujud kehadapan Sang Pencipta.

Namun dibalik kebahagian itu ada yang membuat hati Eky mengganjal dan tidak tenang. Yaitu ibunya yang tak kunjung ada kabarnya.
Padahal menurut janjinya bulan depan beliau akan pulang ke tanah air. Ingin rasanya Eky memberitahukan keberhasilanya keibunya. Pasti beliau sangat bahagia.
Tapi Eky tidak bisa memberitahukannya, karena nomor yang pernah di pakai ibunya menghubungi no HP miliknya tidak bisa dihubungi.

“Nenek sangat bahagia punya cucu seperti kamu Eky, nenek berharap kamu bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. Ya minimal bagi dirimu sendiri dan orang tua.” Lirih Neneknya yang saat baru sampai ke rumah pulang menghadiri acara perpisahan di sekolah Eky.

“Amiin …mohon do’anya nek!” Jawab eky.

“Do’a nggak usah di pinta nak, orang tua pasti akan selalu mendo’akan anak-anaknya.
Oh iya Ibumu pasti senang mendengar berita ini, oh ya sudah ada kabar dari ibumu?”

Belum sempat Eky menjawab pertanyaan neneknya,
tiba-tiba handphon Eky berdering.
Ada nomor baru memanggil, kelihatanya nomor luar negeri.
Eky langsung mengangkatnya.

“Halo !”

“Halo! Is this nana Family in Indonesia?”

“Yes, Who is speaking?”

“This’s Khalid Al-baqilani Speaking, nana’s Employer In Riyadh”

Kemudian Penelepon dari Riyadh itu meneruskan pembicaraannya dalam bahasa Inggris.

“Saya memberitahukan kepada keluarga nana di Indonesia,
bahwa nana telah meninggal tadi siang waktu setempat saat sedang shalat di Mesjidil Haram.
Kebetulan tadi kami sedang melaksanakan umrah sekeluarga. Sekarang Jenazah nana kami bawa ke Rumah Sakit untuk pemeriksaan apa yang menjadi penyebeb kematianya, kerena saat kami berangkat, nana baik-baik saja. Tidak ada tanda-tanda sakit padanya. Insyaallah kami akan memulangkan Jenazahnya nana Setelah di periksa di Rumah Sakit.”

Tut …tut..tut..panggilan di tutup.

“Innalillahi wainna ilaihi rajiun!”ucap Eky sambil terduduk ke kursi.
Bagai tersambar petir ia mendengar kabar itu. Ia seakan tak percaya.
Ia berharap kabar itu adalah mimpi. Namun ia tidak bisa mengelak lagi dan itu sudah benar-benar terjadi.
Seketika dunia seakan gelap. Ia tidak karuan, tapi masih sadar. Air mata mengalir dengan deras dari kedua sudut matanya. Ia menangis sejadi-jadinya. Sementara nenek tua heran melihat kelakuan cucunya.

“Apa yang terjadi nak? Kenapa kamu menangis Eky? “

“I…..bu…” Eky tak kuasa menahan tangis.

“Kenapa ibumu?”

“I..i..i.. ibu meninggal!”tangisannya semakin membeludak.

“Innalillahi wainna ilaihi raajiun !” Nenek tua itu langsung memeluk Eky yang terkulai tak berdaya.
Dari kedua sudut matanya keluar kristal-kristal bening.

“Sabar nak ! Ini adalah cobaan dari Allah, dan Dia bersama kita” Lirih nenek itu serak.

“Tapi Eky belum bisa berbakti kepada Ibu,
Eky banyak dosa padanya. Eky belum minta maaf sama ibu” kata Eky dengan berlinang air mata.

“Tidak apa-apa ! ibumu pasti memaafkanmu.
Tak ada ibu yang tidak memaafkan anaknya,
sekarang mari kita berdo’a untuk ibumu.
Biarkan dia istirahat disana dengan tenang. Tidak baik kita meratapinya”

wassalam:

Categories: Uncategorized | 49 Komentar

Navigasi pos

49 thoughts on “JANGAN TINGGALKAN AKU IBU

  1. AMELIA

    INALILAHIWAINALILAHIRIJI’UN….

  2. AMELIA

    TURUT BERDUKA CITA 😦

  3. duh duh…..moga aku yg jauh dr keluarga baik2 aja dan semua keluarga yg jauh dr ku jg baik2 ajaa…Amiin ya rabb

  4. Tya

    yg sabar dan tawakal Ndie

  5. ceritanya ikin idung sakit tau, jd pengen nangis hickk, mantap pokonya,,,,,,,

  6. ceritanya sangat memilukan, jd ga tahan pengen nangis nih, lanjutkan karyamu sob,,,,,

  7. pengen nangis aku bacanya???

  8. thanks all,
    senang bs berbagi,,,,,

  9. Ema shejeyeck

    bkin terharu
    jadi nangis inget bpak dan ibu drumah
    sekian tahun jauh dr mereka hikz

  10. unie

    Hiks…..:( sedih……

  11. Good blog

  12. henny

    hikz cedih, jd ingat ibu

  13. valentino arfiandi thegun's

    sangat mengharukan hikz hehe
    met rehat plend

  14. Riisma

    SUBHANALLAH SEDIHNYA YA ALLAH 😥 AMPE NANGIS BACANYA..YANG SABAR YA SOB…ALLAH TELAH MEMILIH JALAN YANG TERBAIK UNTUKMU

  15. ŁustWīll'Ōnly-Prōvide Momēntāry-Ħappīness'Būt Ā-SincēreĀnd'TrueŁove WīllGīve'Ħappīness-Forēver

    Gk mo lanjut bacanya…hikzz

  16. cwex anneehh

    heeeee andie jelex critane mesti bikin aq nangis

  17. innalillahi wainna ilaihi roji’un.

    Sedihnya…
    Cerita’y memiluhkn

  18. Senja

    semangat anakku………keep smile

  19. Gadiez Sénjæ Lembayunk

    ibu tetap baik2 aja di negeri seberang Andie..hehe tetap sabar dan Tawakal Ndie

  20. Q E N

    Berduka, berkabung dan menyesali tak kan pernah mampu mengubah keadaan. Hanya bergerak, melangkah dan berbuatlah yang bisa menggantikan kedukaan menjadi kebahagiaan.

    aku turut berduka cita ndie ..

  21. choll

    Allahhu Akbar

    salam
    saudarAku

  22. andilala

    q sk crt2 na, sering2 krm ea plend..!

  23. Verry Ardiananta

    ikuttt Bang walou rada gag ngarti^^

  24. Aura vhee caori

    Innalillahi wa’innaillaihi roji’un

    Semua milik Allah
    N semua akan kembali pada’a…. 🙂

  25. Lieliekz

    Yg tabah ea de..
    Ttp semangat..

  26. Kodok ijo next generationt gothic metal

    Hmmm

  27. tery sa william

    hikz…terharu…..pek ikut nangiz….

  28. Choll Laghi Laghi

    SENYUMM DUNK

  29. agus

    jadi ingat masa lalu dulu bersama ibu

  30. Dodol

    Kang andie malem waelah,numpang ngudut ngopi.
    Cerita top,tapi sedih,jadi pengin mudik lagi nengok ibu,udah tua lagi ***para sobatku*** surga ada ditelapak kaki ibu ingatlah itu

  31. Aries Naga

    Met rehat sahabat dumayku ^^

  32. Lee Yong Joon

    bbeeuuhhh…mengharukan plend…….ingat ibu bapak di rumah yg sudah setengah abad usianya..smoga beliau diberikankesehatan slalu…..amin….

  33. cerita yang sangat mngharukan dan mnyentuh hati
    dapat d jadikan plajaran tuk jlani hdup ne

  34. maya

    Good

  35. maya

    Eky maya nangss hiks hiks mya kgn bbm y bka dunk 🙂

  36. endy

    ceritanya baguss.. bisa membangkitkan emosi pembaca….
    terus berkarya yaaa…

Tinggalkan Balasan ke Andy Batalkan balasan

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.